Sunday, September 5, 2010


Innaa anzalnaahu fii lailatil qadri…

Lailaitul qadri khoirum min alfi syahri…

Tanzzal al-malaaikatu wa al-ruuhu fiiha bi idzni robbihim min kulli amrin…

Lailatul qadar, adalah salah satu keistimewaan yang diberikan Tuhan kepada hamba-Nya di bulan Ramadan ini. Kesitimewaan yang lagi-lagi menunjukan betapa besarnya cinta Tuhan kepada manusia, makhluknya, sehingga pada saat-saat itu, satu malam, derajatnya lebih mulia dari pada 1000 malam… kasih sayang Tuhan yang amat besar…

Sebagai bentuk kecintaan Tuhan kepada hamba-Nya yang Dia cintai juga, hanya orang-orang yang penuh Cinta dan Kasih atas nama Dzat yang penuh Kasih saja lah, barangkali yang akan mendapatkan lailatul qadar itu…

Berbagai qoul mencoba memberikan setitik rahasia dari datangnya lailatul qadar. Dalam suatu hadits (meskipun, para ‘ulama bependapat masih memerlukan pengkajian yang lebih), dijelaskan bahwa Nabi telah bersabda, dengan arti bebas, barangkali “Lailatul qadar terjadi pada 10 hari terakhir” bahkan ada sebagian pendapat mengatakan pada 10 hari terkahir tu lebih spesifik lagi, 10 hari terkahir dari malam-malam ganjil.

Lailatul qadar, bagi siapa yang mendapatkannya, dengan segenap kemuliaan yang ada padalailatul qadar itu, kadar suasana hati hati akan semakin merasa ketenangan yang amat sangat,muthmainah. Emosi tidak hilang, namun bagi yang mendapatkan lailatul qadar, mampu dengan penuh kecerdasan untuk memanaj emosi yang ada, sehingga, emosi yang tersisa, bukan lagi emosi lawwamah, melainkan emosi yang muthmainnah.

Suasana hati yang penuh dengan ke oftimisan dan penuh cinta dan kasih sayang kepada sesama mahkluk (bahkan tidak sebatas pada manusia), hablum min an-Nas, sebagai imflikasi dari meningkatnya hubungan horizontal, hablum mn Allah. Kesholehan, yang dari hari ke hari ke depan semakin memperlihatkan betapa mulia nya, kita diciptakan Tuhan.

Sangat mungkin sekali, lailatul qadar itu akan terjadi pada 10 hari terakhir. Hal ini berdasar kepada, dari hari pertama puasa di bulan Ramadan, tidak hanya kwantitas, melainkan kwalitas beribadah mengalami peningkatan, ibadah yang saiftanya mahdloh, dan juga ibadah ghoiru mahdloh.

Dengan meningkatnya kadar ibadah dari hari pertana, menjelma kepada ketenangan hati, ketentraman jiwa, yang kemudian bi idznillahi ta’ala, ketika kembali menhadap kepada Tuhannya, Tuhan akan menyeru dengan seruan yaa ayyatuha al-nafsu al-muthainnah.. irji’ii ilaa robbiki raadliyatan al-mardliyyah.. fa a-dkhulijj fii ‘ibaadi.. wa ad-khulii jannatii…

Lailatul qodar, malam yang lebih mulia daari 1000 bulan. Emosi yang muthmainnah, yang ada pada diri seseorang, lebih baik dari emosi yang akan dilalui dalam 1000 bulan ke depan..

Beberapa ‘ulama dulu, salah satunya Imam Ghazali, sedikit memberi titik terang, yang semoga sesuai dengan kehendak Tuhan

Ketika Ramadan jatuh pada hari minggu dan atau atau rabu, lailatul qadar, di dimungkinkan pada malam 29 ramadan, Senin, pada malam 21 ramadan, Selasa dan atau jumat, pada malam malam 27 ramadan, Kamis, pada malam 25 ramadan, dan jika Ramadan jatuh pada Sabtu, dimungkinan lailatul qadar pada malam 23 ramadan (http://adeqshah.multiply.com/journal/item/137)

Wallahu a’lam..

No comments:

Post a Comment