Thursday, August 5, 2010

Aku Benci Film Laskar Pelangi


AKU BENCI FILM LASKAR PELANGI

Sebuah sindiran terhadap dunia intertaimen Indonesia


Setelah berwiken-wiken tak kebagian antrian, akhirnya kesampaian jua lah keluarga togog menyaksikan film heboh tahun ini, Laskar Pelangi.

Tapi setelah nonton, Aku Benci film Laskar Pelangi!

Di saat selera pasar film kita (katanya) berkisar ‘paha dan payudara’ bersanding dengan ‘dunia klenik’, sungguh film Laskar Pelangi telah melakukan pelanggaran serius terhadap pakem selera pasar. Lha rak itu merupakan penghinaan terhadap intelektual penonton Indonesia, wong seleranya jelas-jelas film semacam ‘kutunggu jandamu’ hingga ‘pocong vs kuntilanak’ kok tega-teganya mba mira mbikin film yang indah. Lebih masalah lagi, kok Laskar Pelangi bisa laris manis tanjung kimpul ?!

Ya ! Aku Benci film Laskar Pelangi !

Lha wong cuman film kok, bisa-bisanya pejabat tinggi kita menangis terharu pas nonton. Tapi terus terang, togog kecil juga mengusap air mata ketika Lintang pamitan tak lagi mampu sekolah. Masyarakat kita memang melankolis poll, wong film yang cantik tentang persahabatan yang jujur kok malah bikin meneteskan air mata terharu. Tapi di Porong, ada puluhan ribu manusia yang menderita akibat lumpur, dan belum pernah terdengar ada pejabat yang mbrambang, apalagi sampai mbrebes mili menyaksikan kisah nyata tentang ketercerabutan puluhan ribu manusia dari lingkungan mereka. Itu kisah nyata lho, bukan film, dan rasanya ga bakal ada yang berminat mem-film-kan kisah ini. Film ternyata lebih bisa menyedot emosi tinimbang kenyataan hidup manusia. Benci aku !

Benar ! Aku Benci film Laskar Pelangi !

Kemiskinan itu begitu indah. Ya, mbak mira memang piawai mengambil sudut-sudut indah kemiskinan struktural. Saking indahnya, sampai-sampai kita sayang banget jika hendak mengentaskan manusia dari kemiskinan. Boro-boro mengentaskan yang miskin, penalangan konglomerat yang hampir bangkrut rasanya mendapat prioritas lebih tinggi. Apalagi mba mira lewat film ini mengajari kita untuk nda usah ikut mengentaskan orang miskin dari kemiskinan struktural, kisah perjuangan mereka mengentaskan diri dari kemiskinan jauh lebih indah tinimbang dientaskan oleh orang lain. Miskin aja bisa kuliah di sorbone lho walaupun dari beasiswa, dan itu jauh lebih menarik tinimbang kisah rombongan anak pejabat kuliah di Adelaide.

Sungguh, Aku Benci film Laskar Pelangi !

Gedung SD Muhammadiyah yang doyong disangga dua batang kayu itu sungguh cantik, membuat kita lupa bahwa di seputaran jabotabek ada puluhan gedung sd yang keadaannya tak jauh beda.

Suwer, Aku Benci film Laskar Pelangi !

Mosok ada film akhir 2008 tanpa dialog canggih macam “you say akyu”, “bechekh, ga adha ojekh”, apalagi makian fulgar ala sinetron. Dialog dengan logat melayu bitong itu terasa sangat jujur, menggelitik kuping. Yang lebih menjengkelkan lagi, akting anak-anak itu terasa jauh lebih wajar tinimbang sinetron yang menguasai jam tayang tivi. Tak ada teriakan yang berlebihan, tak ada raut muka yang dibuat-buat, tak ada mata melotot pura-pura marah.

Tapi, Jangan-jangan aku benci sama diriku sendiri, yang menyalahkan cermin retak bukannya wajah yang bopeng.

Kuakui, Bu Mus memang cantik ;)

Kukutip dari Blog Must Gatot

No comments:

Post a Comment