Monday, August 9, 2010


TRADISI MEMINTA MAAF MENJELANG RAMADHAN

Ada banyak tradisi umat Islam yang dilakukan menjelang bulan Ramadhan, disini, malam ini di Hyderabad India, aku mendengar tetabuhan disekitar masjid dan membawa arak-arakan sambil mendendangkan music tradisional India.

Di Indonesia khususnya di Muara Enim, disekitar kampong halaman ku, selain tradisi Ruahan dan bersih-bersih lingkungan sekitar rumah dan masjid, kami biasanya juga disuguhkan dengan “Pasar Kaget” yaitu dimana tempat khusus yang disediakan pemerintah daerah bagi para pedagang kaki lima untuk berjualan berbagai makanan berbuka puasa.

Tapi yang pasti baik di India maupun di Kampung halaman ku tradisi minta maaf menjelang ramadhan hingga kini masih popular. Lebih dari 20 Pesan SMS saya terima dari teman, mahasiswa, rekan kerja dan keluarga. Ada yang isinya serius, kocak, hingga yang mengharukan. Namun tidak hanya sms, tapi juga kiriman email dan facebook bahkan tulisan di blog yang inti dari isinya saling meminta maaf yang seakan memperkuat tradisi ini.

Dari pelbagai sms dan ungkapan maaf di facebook saya, salah satu yang menarik saya yaitu ungkapan dibawah ini:

o’a malaikat Jibril dihadapan Muhammad menjelang Ramadhan

"Ya Allah tolong abaikan puasa ummat Rasul Muhammad, apabila sebelum memasuki bulan Ramadhan dia tidak melakukan hal-hal yang berikut:

(1) Tidak memohon maaf terlebih dahulu kepada kedua orang tuanya (jika masih ada); (2) Tidak berma’afan telebih dahulu antara suami dan istri; (3) Tidak berma’afan terlebih dahulu dengan orang-orang sekitarnya.

Maka Rasulullah pun mengatakan Amiin sebanyak 3 kali.

Membaca pesan tersebut, kontan saya ingat istri dan anak-anak saya di tanah air, terus terang hati saya jadi miris dan ngeri, terlebih membaca dalil diatas tidak akan bernilai puasa seseorang kalau tidak saling meminta maaf dulu sebelum memasuki bulan Ramadhan.

Kalau begitu gimana shaum saya beberapa tahun lalu, bagaimana dengan keluarga saya yang tidak punya email, handphon, apa lagi facebook, beribu pertanyaan yang berkecamuk dipikiran saya malam ini.

Kemudian saya bergegas mencoba mencari tahu hadist diatas, apakah doif atau sahih?. ternyata pencarian saya melalui software Hadist, sampai tulisan ini saya postingkan belum membuahkan hasil. Bahkan saya malah menerima email yang menyatakan bahwa hadist tersebut merupakan salah satu hadist palsu

Conclusion

Tradisi untuk saling bermaaf-maafan menjelang Ramadhan itu hal baik dan bahkan dianjurkan dalam Islam. Namun jangan sampai hal ini menjebak kita dalam suatu tradisi sehingga hanya saling bermaafan di waktu tertentu saja. Menjelang bulan Ramadhan mungkin merupakan saat yang tepat bagi kita saling meminta maaf namun perlu di ingat ini bukanlah kewajiban dan juga bukannya salah satu syarat di terimanya ibadah kita.

Wallahu ‘alam. Selamat beribadah !

No comments:

Post a Comment